#trulyComfort for Hajj & Umra
Home » Blog » Prosedur dan Doa Istitha’ah dalam Menyambut Ibadah Haji

Prosedur dan Doa Istitha’ah dalam Menyambut Ibadah Haji

Menurut Kementrian Agama, Istita’ah ah tidak hanya dalam bentuk kemampuan dalam keuangan, kesehatan (meliputi fisik dan metal), transportasi, serta keamanan. Melainkan juga Istita’ah meliputi dalam bentuk pengetahuan tentang haji yang harus dimiliki oleh calon jemaah haji.

Jadi sebelum mengetahui lebih dalam apa  itu Istita’ah, mari kita baca secara lengkap artikel berikut yang akan membahas masalah pengertian, doa dan syarat, jenis-jenis, serta prosedur Istita’ah. Semua akan dikupas tuntas pada artikel dibawah ini. Untuk itu mari truFriends simak dengan baik, dan share artikel ini kepada teman terdekat.

Pengertian Istitha’ah  

Istita’ah secara umum yaitu sebagai kemampuan calon jamaah untuk memenuhi syarat haji untuk melakukan ibadah haji.  Hal ini berkaitan dengan rukun Islam ke- lima, yaitu berhaji bagi yang mampu, dalam artian tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah haji jika kondisi tidak stabil. 

Di mana calon jamaah haji memiliki kesehatan, keuangan, transportasi, dan jaminan keamanan secara baik.  Istita’ah ah artinya memiliki arti kemampuan (kuat/sanggup). Sehingga istitha’ah dalam haji dan umrah berarti kemampuan (kuasa) melaksanakan ibadah haji atau umrah. 

Istita’ah umumnya dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

Istitha’ah Mubasyirah
Kemampuan diri sendiri calon jamaah haji, meliputi: keuangan, kesehatan, prosedur dengan baik, sesuai dengan kemampuan  diri sendiri harus memenuhi dalam menjalankan ibadah haji.

Istitha’ah Ghoiru Mubasyirah
Kemampuan jamaah haji yang sudah dipenuhi secara keuangan, namun mengalami kondisi di mana mengalami sesuatu yang menyebabkan tidak dapat berangkat haji, sehingga ibadahnya bisa diwakilkan keberangkatannya.

Contohnya apabila seseorang hanya dapat memenuhi kemampuan syarat ibadah haji dalam bentuk keuangan, transportas, dan keamanan yang baik, namun kesehatannya kurang baik atau sudah uzur, maka ibadah haji yang dilakukan boleh diwakilkan oleh kerabat dekat maupun orang lain.

Dalil tersebut sudah di terangkan di dalam Al-Quran dan hadist :

1. Ali Imran ayat 97:

وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu).

2. Al Baqarah ayat 196:

وَأَتِمُّوا۟ ٱلْحَجَّ وَٱلْعُمْرَةَ لِلَّهِ

Artinya:”Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.” (QS. Al Baqarah: 196).

Doa dan Syarat Istita’ah

Doa Istita’ah adalah hal harus diucapkan sebelum melakukan ibadah haji. Di bawah ini merupakan doa Rasulullah SAW untuk orang yang berangkat haji:

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.

Artinya: “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan dimanapun kau berada.” 

Setelah masuk ke di Tanah Haram, hendaknya membaca doa berikut ini : 

 اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَعِزَّةً وَمَهَابَةً وَزِدْ مِنْ شَرَفِهِ وَعَظِّمْهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوْ اِعْتَمَرَهُ، تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمَا وَبِرًّا، اَللهم هَذَا حَرَمُكَ فَحَرِّمْ لَحْمِيْ وَدَمِيْ عَلَى النَّارِ، اللهم قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، اللهم آمِنِّيْ مِنْ غَضَبِكَ وَعِقَابِكَ

Allâhumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta’dhîman wa ‘izzatan wa mahabatan, wa zid min syarafihi, wa ‘adh-dhimhu mimman hajjahu au i’tamarahu, tasyrîfan wa ta’dhîman wa takrîman wa birran. Allâhumma hâdza haramuka fa harrim lahmî wa damî ‘alan-nâr. Allâhumma qinî ‘adzâbaka yauma tab’atsu ‘ibâdaka. Allâhumma âminnî min ghadlabika wa ‘iqâbika.

Artinya: Ya Allah, tambahkanlah Baitullah ini kemuliaan, keagungan dan kewibawaan, tambahkanlah kemuliaannya, agungkanlah ia dari orang yang haji atau umrah menujunya, muliakan, agungkan dan baguskan. Ya Allah, ini adalah tanah haram-Mu, maka haramkanlah daging dan darahku atas neraka. Ya Allah, jagalah aku dari siksa-Mu, di hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allah, amankanlah aku dari kemurkaan dan siksaMu.

Dikutip dari kitab Al-Wasail al-Syafi’ah karya Al-‘Alim al-‘Allamah al-Muhaddits Muhammad bin ‘Ali Khirid al-Alawi al-Husaini al-Tarimi (Dar al-Hawi, cetakan kedua tahun 1999, hal. 238)

Syarat Istitha’ah

Agar memudahkan jamaah, berikut adalah syarat Istitha’ah secara umum, meliputi :

Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik merupakan syarat utama dalam memenuhi persyaratan naik haji, meliputi:
Tidak sulit melakukan ibadah haji/umrah.
Tidak lumpuh.
Tidak dalam keadaan sakit yang diperkirakan lama untuk sembuh.
Bagi yang memiliki riwayat sakit berat dan lansia tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. 

Kemampuan Keuangan
Kemampuan jamaah haji dalam keuangan menjadi syarat kedua dalam menunaikan ibadah haji.

Tidak hanya mampu naik haji tapi juga jamaah haji harus memiliki tabungan yang memadai atau persiapan selama dalam perjalanan.

Namun jika tidak dapat memenuhi semuanya, maka jamaah haji tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. 

Fasilitas Transportasi Dari Negara
Kesiapan fasilitas transportasi menjadi syarat ketiga, apabila setiap negara tidak memiliki fasilitas transportasi.

Maka tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Karena transportasi tersebut akan dipakai jamaah haji dalam menempuh perjalanan dari Mekkah ke Madinah.

Keamanan
Saat pandemi Covid-19 sangat berkembang pesat dan angka kematian yang terus meningkat, setiap negara melarang calon jamaah untuk berangkat berhaji Pemerintah Arab Saudi juga menutup akses kepada jamaah haji. Karena ini sangat penting dalam syarat Istita’ah terakhir, yaitu keselamatan dari jamaah haji lebih penting.

Istithah dalam hal keamanan meliputi:

Aman dalam perjalanan dan aman waktu melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Aman bagi keluarga dan harta beda yang ditinggalkannya selama melakukan ibadah haji atau umrah.
Prosedur Istita’ah

Adapun prosedur Istitha’ah sebelum berangkat menjalankan ibadah haji, yang wajib dilakukan oleh jamaah haji meliputi : 

Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan
Prosedur yang dilakukan yang pertama adalah pemeriksaan fisik. Jamaah haji akan diperiksa fisiknya secara keseluruhan oleh tim medis. Setelah melakukan pemeriksaan fisik maka tindakan selanjutnya adalah pemeriksaan kesehatan.

Rangkaian pemeriksaan istithaah kesehatan diantaranya pendaftaran, antropometri (Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Perut), Laboratorium (Cek Darah, Urine dan Dahak), Radiologi, dan EKG.

Membuka Tabungan Haji
Membuka tabungan untuk keberangkatan haji adalah prosedur kedua sebagai bentuk bekal darurat saat berada di Tanah Suci.

Fungsi membuka tabungan haji antara lain sebagai dana darurat untuk berjaga-jaga jika jamaah mengalami kesulitan misalnya untuk berobat, makan, biaya transportasi sampai membawa oleh-oleh.

Pengetahuan Seputar Haji dan Transportasi
Jamaah wajib memiliki setidaknya pengetahuan mengenai haji, mulai dari doa berangkat haji, tata cara melontarkan jumrah dan sampai doa menutup perjalan haji. Semua itu sebaiknya dikuasai, untuk menyempurnakan kualitas hajinya.

Pemerintah harus menyediakan setidaknya fasilitas transportasi umum bagi jamaah haji Indonesia, agar jamaah tidak merasa kelelahan saat menjalankan ibadah haji. 

Apakah Istita’ah Merupakan Syarat Wajib Haji?

Istitha’ah bukanlah merupakan syarat wajib dalam ibadah haji. Istitha’ah adalah doa atau permohonan kepada Allah untuk memohon pertolongan, petunjuk, dan keberkahan dalam menjalankan ibadah atau menghadapi situasi tertentu. Meskipun penting dan dianjurkan, istitha’ah bukanlah syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya ibadah haji.

Karena syarat wajib dalam ibadah haji meliputi:

Islam,
Baligh.
Berakal.
Merdeka. 
Kepemilikan harta yang mencukupi.
Kesehatan yang memadai.
Jadi, sementara istitha’ah sangat dianjurkan dalam menjalankan ibadah haji dan di berbagai aspek kehidupan, itu bukanlah syarat wajib yang harus dipenuhi untuk sahnya ibadah haji.

truFriends juga tentunya memerlukan pakaian haji dan umrah yang  nyaman serta adem untuk mengatasi suhu panas di Arab Saudi. Karena itu, L.tru punya koleksi Bless Series dengan bahan premium, desain elegan dan praktis dibawa kemana-mana.

Tingkatkan pengalaman ibadah haji truFriends dengan bless series yang elegan, fungsional, dan sesuai standar ihram untuk menjalani ibadah dengan penuh kekhusyukan. 

Dari gamis, mukena, hingga aksesoris, L.tru menyediakan pilihan lengkap pakaian haji yang berkualitas tinggi. Dapatkan sekarang juga di website L.tru! #StoryOfTanahSuci #NyamanBersamaLtru #Haji #Umrah 

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

×

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko

L.tru Official

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu