Sejarah Kiswah Kabah, Kain Yang Menutupi Kabah
Setiap kita melihat Ka’bah, pasti disana terdapat sebuah kain besar yang menutupi keseluruhan Ka’bah. Itu dinamakan sebagai Kiswah Ka’bah. Kain tersebut diganti secara teratur setiap setahun sekali.
Kiswah Ka’bah dijahit dengan kain sutra dan benang emas oleh orang-orang tertentu yang dipercaya oleh Kerajaan Arab Saudi. Ketahui tentang Kiswah Ka’bah selengkapnya di penjelasan berikut!
Baca Juga: Asal Mula Mekah dan Madinah Dinamakan “Tanah Suci”
Apa itu Kiswah Ka’bah?
Kiswah adalah kain berwarna hitam yang menyelimuti Ka’bah, rumah suci Islam. Kiswah dihiasi dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an, khususnya ayat-ayat tentang haji.
Setiap tahun, kiswah Ka’bah diangkat setinggi tiga meter untuk mencegahnya ditarik oleh jamaah haji saat mereka mengelilingi Ka’bah atau tawaf. Kiswah yang ditarik ke atas tersebut digantikan oleh kain putih yang mengitari Ka’bah. Setiap tahun, kiswah akan diganti dengan yang baru.
Kiswah Ka’bah diganti setiap setahun sekali tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun mulai tahun 2022 ini, kiswah Ka’bah akan diganti pada 1 Muharram setiap tahunnya.
Saat ini kiswah Ka’bah diproduksi oleh pabrik khusus yang dibangun di Mekah. Sebelum menggunakan kain sutra terbaik, kiswah pernah juga terbuat dari kulit dan kain kasar. Kiswah juga pernah berwarna putih dan merah.
Sejarah Kiswah Ka’bah
Dikutip dari detik.com, Banyak pendapat tentang siapa yang pertama kali menutup Ka’bah dengan kiswah. Beberapa menyebut bahwa mulai dari Nabi Ismail AS hingga Adnan bin Udd, yang merupakan buyut Nabi Muhammad.
Namun, catatan sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan menyatakan bahwa orang pertama yang menyelimuti Ka’bah dengan kain adalah Raja Dinasti Himyariyah Yaman, Abu Karb As’ad.
Dikutip dari buku Sejarah Ka’bah karya Ali Husni al-Kharbutli, disebutkan bahwa As’ad bermimpi menutupi Ka’bah dengan kain. Dia kemudian mewujudkan mimpi tersebut ketika ia berada di Mekah setelah pulang dari peperangan di Yatsrib pada tahun 220 sebelum Hijriyah. Pada awalnya, As’ad menutupi Ka’bah dengan kulit dan kain kasar (khasf).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa As’ad menutupi Ka’bah dengan daun kurma dan melapisinya dengan bunga Ma’afir yang wangi. Namun, karena khawatir kiswah tersebut akan memberi beban pada bangunan Ka’bah, dia menggantinya dengan kain yang dijahit dari Yaman.
Kiswah Ka’bah Sebagai Hadiah
Setelah As’ad pertama kali menyelimuti Ka’bah, pada tahun-tahun berikutnya, banyak orang mulai menghadiahi Ka’bah dengan kain. Dari kain-kain tersebut, kiswah Ka’bah diambil. Jika satu kain rusak, maka diganti dengan yang baru. Tindakan memasang kiswah dianggap sebagai tugas agama dan juga sebuah kehormatan besar.
Namun, kebijakan terkait kiswah Ka’bah mengalami perubahan ketika Qushay bin Kilab, buyut Nabi Muhammad, memimpin. Qushay meminta sejumlah uang dari setiap suku untuk membeli kain kiswah setiap tahun. Kebijakan ini kemudian dilanjutkan oleh anak-cucunya.
Orang pertama yang menutup Ka’bah dengan kain berbahan sutra adalah Khalid bin Ja’far bin Kilab. Sedangkan menurut Natilah binti Janab, ibunda Abbas bin Abdul Muthalib, yang dikutip oleh Muhammad Abdul Hamid al-Syarqawi dan Muhammad Raja’I ath-Thahlawi dalam buku “Ka’bah: Rahasia Kiblat Dunia,” Natilah merupakan perempuan pertama yang membuat dan menyelimuti Ka’bah dengan kain sutra. Saat itu, Abbas tersesat, dan Natilah membuat nazarnya bahwa jika anaknya ditemukan, maka dia akan menutup Ka’bah dengan kain sutra.
Kiswah Ka’bah Berwarna Merah dan Putih
Nabi Muhammad menjadi orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan qabhati, yaitu kain putih yang dibuat di Mesir. Ketika Fathu Makkah (pembebasan Kota Mekah), Nabi Muhammad mempertahankan kiswah lama yang telah digunakan sejak zaman Jahiliyah.
Namun, kiswah lama itu kemudian dibakar oleh seorang wanita yang mencoba mengharuminya dengan dupa. Setelah peristiwa itu, Ka’bah ditutup dengan kain dari Yaman yang bergaris putih dan merah (burud). Khalifah Umar bin Khattab dan Khalifah Ustaman bin Affan menyelimuti Ka’bah dengan kain putih, sementara Abdullah bin Zubair menutupnya dengan brokat merah.
Ketika al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah memimpin, kiswah Ka’bah diganti tiga kali dalam setahun dengan berbagai jenis kain dan warna. Pada hari tarwiyah, kain sutra merah digunakan; pada awal Rajab, kain qabathi digunakan; dan pada hari ke-27 Ramadhan, kain sutra putih digunakan.
Khalifah al-Nassir dari Dinasti Abbasiyah pernah mengubah warna kain kiswah menjadi hijau. Namun, pada masa akhir Dinasti Abbasiyah, khalifah memilih kain sutra berwarna hitam sebagai kiswah karena lebih awet dan tahan lama.
Baca Juga: Sejarah Kabah Dan Munculnya Arah Kiblat Umat Muslim Sedunia
Perjalanan Haji dan Umrah yang Nyaman Bersama L.tru
Nah itulah beberapa informasi mengenai Kiswah Ka’bah. Buat truFriends yang mau melaksanakan ibadah haji atau umrah, truFriends perlu memilih pakaian haji dan umrah wanita yang nyaman untuk dipakai.
Dapatkan satu set bless series yang berisi set gamis atau set tunik dan celana, bergo hajj, inner hijab, manset shalat, serta kaus kaki dalam satu tas yang praktis. Set Bless Series L.tru ternyaman dapat truFriends temukan di website L.tru sekarang juga!
Tuliskan Komentar