#trulyComfort for Hajj & Umra
Home » Blog » Sejarah Rasulullah Beribadah Haji dan Umrah

Sejarah Rasulullah Beribadah Haji dan Umrah

Haji dan umrah merupakan ibadah dengan melakukan perjalanan ke Baitullah. Kedua ibadah ini diperuntukkan bagi mereka yang mampu secara lahir maupun batin. Walau keduanya punya konsep ibadah yang sama tapi terdapat sejumlah perbedaan.

Perbedaan haji dan umrah terletak pada waktu pelaksanaanya. Pelaksanaan haji ditentukan yakni pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Sementara umrah dapat dilakukan kapan saja tanpa batas waktu. 

Rasulullah sendiri pernah beberapa kali melakukan ibadah umrah, beliau juga pernah melakukan ibadah haji. Artikel kali ini akan membahas tentang haji dan umrah era Nabi Muhammad SAW. Simak selengkapnya di sini, ya, truFriends.

Baca Juga: Mengenal Deretan Imam Masjidil Haram, Suaranya Merdu! 

Berapa Kali Rasulullah Menjalankan Ibadah Haji dan Umrah?

Ibadah haji dan umrah mulai diwajibkan pada tahun 6 H menurut pendapat masyhur. Pada tahun tersebut, Rasulullah SAW dan para sahabat hendak melaksanakan umrah. Tapi, kedatangan kaum muslimin dari Madinah justru dihalangi oleh kaum kafir sehingga rombongan hanya sampai Hudaibiyah.

Terjadi peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya Perjanjian Hudaibiyah yang salah satu isinya Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan umrah tahun depan yakni pada 7 Hijriyah. Maka di tahun tersebut Rasulullah berhasil umrah tepatnya di bulan syawal.

Umrah di tahun 7 H ini disebut dengan umratul qadha karena umrah sebelumnya gagal dan baru dapat dipenuhi di tahun tersebut. Lalu di tahun 8 H, Rasulullah SAW kembali melaksanakan umrah setelah Perang Hunain.

Pada tahun 10 H, Rasulullah SAW menjalankan ibadah haji dan umrah. Sampai pada akhirnya di awal tahun 10 H, Rasulullah SAW wafat. Dengan begitu, haji yang dikerjakan sebelumnya menjadi haki pertama sekaligus terakhir yang dikenal dengan istilah Wada’.

Jadi apabila ditanya berapa kali Rasulullah berhaji setelah Islam? Maka jawabannya adalah sekali yakni di tahun 10 H. Sementara, untuk umrahnya Rasulullah menjalankan sebanyak empat kali yaitu saat kaum musyrikin menghalangi beliau, umrah Hudaibiyah, umrah Dzulqa’dah, dan umrah ketika beliau melaksanakan ibadah haji.

Perintah Haji Pertama Kali Pada Masa Nabi Ibrahim AS

Haji merupakan salah satu ibadah yang memiliki sejarah cukup panjang. Ibadah ini dimulai pada masa Nabi Ibrahim AS (1861-1686 SM), nabi utusan Allah SWT yang lahir di Mesopotamia tapi tinggal di sebuah lembah di Negeri Syam. Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun Ka’bah, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 127 berikut ini.

“(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ibadah haji pertama kali diperintahkan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS. Lalu setelah selesai membangun Ka’bah, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyerukan kepada umat manusia agar melaksanakan haji. Sejak saat itu, ibadah haji menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun.

Seiring berjalannya waktu, muncul kepercayaan menyembah berhala di seluruh Jazirah Arab. Hal ini menyebabkan orang-orang Arab meletakkan patung dan berhala yang dianggap sebagai Tuhan di sekitar Ka’bah yang suci. Kepercayaan menyimpang ini berlangsung hingga 2.000 tahun.

Tapi setelah periode panjang dan menyedihkan ini, doa Nabi Ibrahim AS dijawab Allah yang tercantum dalam QS Al-Baqarah ayat 129.

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al Hikmah (As Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 

Sejarah Rasulullah Berangkat Haji/Umrah

Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman membersihkan segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan di sekitar Ka’bah. Selain itu juga mengembalikan kemurnian ibadah haji sebagaimana tuntunan Allah di zaman Nabi Ibrahim AS. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 197 berikut ini.

“Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa menetapkan niatnya dalam bualn itu akan mengerjakan haji, maka tidak diperbolehkan rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.”

Saat itu, Rasulullah memerintahkan para sahabat yang mampu untuk menunaikan haji sebagaimana tuntunan Nabi Ibrahim AS. Sahabat ini terdiri dari kaum Anshar yang memiliki kemampuan secara lahir maupun batin dan mereka tidak dikenali oleh orang-orang Mekah. 

Setelah kembali dari haji, para sahabat melapor kepada Rasulullah bahwa mereka mengerjakan sa’i dengan keraguan. Di tengah jalur sa’i atau mas’a antara Shafa dan Marwa ada dua berhala besar yakni Asaf dan Na’ilah. Peristiwa ini yang melatarbelakangi turunnya QS Al-Baqarah ayat 158. Ini merupakan ayat yang sering dibaca jamaah saat menunaikan ibadah haji.

”Sesungguhnya Shafa dan Marwa itu sebagian dari syiar-syiar Allah. maka barangsiapa berhaji ke baitullah atau berkunjung (umrah), tidak salah baginya untuk bolak balik pada keduanya. Dan barangsiapa menambah kebaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pembalas Syukur lagi Maha Mengetahui. ”

Sampai pada bulan April 628 M (Dzulkaidah 6 H), Rasulullah SAW bermimpi menunaikan umrah ke Mekah. Karena mimpi tersebut beliau mengajak para sahabat untuk mewujudkannya. Rasulullah bersama 1.500 sahabat berangkat ke Mekah memakai pakaian ihram dan membawa hewan-hewan kurban. Namun, kaum musyrikin Quraisy menghalangi sehingga rombongan tertahan di Hudaibiyah, lokasinya 20 km sebelah barat laut Mekah.

Peristiwa tersebut yang melatarbelakangi terjadinya Perjanjian Hudaibiyah. 

Sampai terjadinya berbagai peristiwa panjang hingga kota Mekah jatuh di tangan umat Islam. Rasulullah SAW memerintahkan untuk pemusnahan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah. Selain itu, juga mengembalikan kemurnian ibadah haji sesuai tuntunan yang diajarkan Nabi Ibrahim AS. 

Ibadah Haji Terakhir Rasulullah

Pada tahun 10 H, Rasulullah SAW menyatukan Semenanjung Arab di bawah kekuasaannya yang berpusat di Madinah. Seluruh penduduk Semenanjung Arab juga telah memeluk agama Islam. Lalu di bulan Syawal, Rasulullah SAW mengumumkan bahwa beliau akan memimpin sendiri ibadah haji tahun ini. Tentu saja kabar ini disambut hangat oleh umat Islam dari segala penjuru.

Haji ini sekaligus menjadi haji terakhir Rasulullah SAW yang disebut dengan Haji Wada’. Pada tahun 10 H setelah Isra’ Mi’raj, Malaikat Jibril mengatakan bahwa mereka akan membaca Al-Quran sebanyak dua kali. Nabi mengetahui bahwa ini pertanda hidupnya segera berakhir dan memberi tahu putri tercintanya Fatimah mengenai kabar ini.

Baca Juga: Sejarah Kiswah Kabah, Kain Yang Menutupi Kabah

Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah dengan Khusyuk

Itulah kisah dan sejarah Rasulullah beribadah haji dan umrah. Ada banyak rintangan yang beliau lewati untuk menyempurnakan syariat Islam. Kini, umat Islam dari berbagai penjuru bumi mengunjungi Mekah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Apabila truFriends berencana untuk berangkat haji dan umrah, jangan lupa untuk membawa pakaian haji dan umrah yang nyaman dan berkualitas terbaik. truFriends bisa mendapatkan koleksi pakaian haji dan umrah wanita terlengkap di website L.tru.

L.tru memiliki koleksi Bless Series L.tru yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan ibadah haji dan umrah para wanita muslimah. Karena itu, siapkan dengan pakaian haji dan umrah wanita yang sempurna dan hadapi perjalanan suci dengan keyakinan penuh!

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

×

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko

L.tru Official

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu