#trulyComfort for Hajj & Umra
Home » Blog » Melontar Jumrah: Ritus Penting dalam Ibadah Haji

Melontar Jumrah: Ritus Penting dalam Ibadah Haji

Dalam Bahasa Arab, jumrah adalah batu kerikil kecil. Adapun bentuk jamaknya: jamarat. Secara istilah berarti melempar atau melontar dengan batu kerikil yang diambil Ketika mabit ke sasaran tempat jumrah.

Melempar jumrah merupakan aktivitas dalam melakukan ibadah haji yang berlangsung pada tanggal 10, 11, 12, 13 Zulhijah. Sebelumnya, mari kita ketahui kenapa melemparkan jumrah itu wajib dilakukan.

Sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu apa pengertian, makna, dan doa melontar jumrah. Serta seperti apa doa setelah melontar jumrah, tata caranya, dan kapan jemaah haji melontarkan jumrah tersebut.

Simak penjelasan artikel di bawah ini, semoga bermanfaat ya truFriends..

Pengertian Melontar Jumrah

Melontar jumrah adalah salah satu aktivitas dalam ibadah haji yang dilakukan di Mina sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji. Aktivitas ini merupakan melempar tujuh buah kerikil ke tiga tiang sasaran jumrah yang merupakan simbolisasi dari melempari iblis.

Lokasi pelemparan jumrah dilakukan pada jembatan jumrah terletak di Mina di sebelah timur Kota Mekkah. Terdapat tiga lokasi pelemparan jumrah yang perlu calon jamaah haji ketahui, yaitu meliputi :

Jumrah Ula : terletak di Masjid Khoif dengan jarak kurang lebih 156 meter dari pelemparan jumrah Wustho.
Jumrah Wustho : Terletak di tengah-tengah antara jumrah Ula dan jumrah Aqabah, dengan jarak 117 meter.
Jumrah Aqabah : terletak paling dekat dengan kota Mekkah.
Jamaah haji biasanya mengumpulkan batu kerikil yang digunakan untuk melontar jumrah tersebut saat mabit di Muzdalifah. Jumlah batu kerikil yang harus dibawa sebanyak 49-70 butir.

Makna Melontar Jumrah

Lempar jumrah memiliki makna penting dalam konteks ibadah haji karena melambangkan kekuatan dan kesungguhan umat Muslim dalam melawan godaan dan cobaan iblis serta ketaatan terhadap perintah Allah.

Aktivitas ini juga mengingatkan jamaah haji akan keberanian dan keimanan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian berat yang diberikan oleh Allah SWT.

Selain ibadah haji, lempar jumrah juga dapat dilakukan dalam ibadah umrah. Namun, dalam konteks umrah, tidak ada ketentuan khusus mengenai jumlah lemparan dan lokasi tempat lempar jumrah.

Aktivitas haji yang dilakukan saat ibadah haji – termasuk dengan melempar jumroh, gunanya adalah untuk mengingat Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwa dan melempar jumrah, adalah untuk mengingat Allah.” (HR. Abu Daud).

Doa Melontar Jumrah

Sebelum melontar jumrah haruslah diawali dengan doa. Berikut adalah doa melemparkan jumrah saat berada di Ula, Wustho, Aqabah menurut Imam Ghazali.

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِينِ وَرِضًا لِلَّرْحْمَنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْياً مَشْكُورًا

Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allahummaj’al hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhaan bagi Allah yang Maha Kasih. Ya Allah, jadikanlah haji-ku ini diterima dan sa’i-ku ini disyukuri”.

Doa Setelah Melontar Tiga Jamrah

Doa setelah melontar jumrah harus dipanjatkan sebagai simbol penutup kegiatan jumrah yang dilakukan.

Dari Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin , setelah melempar serangkaian jumrah, sebagai penutup aktivitas jumrah telah dilakukan, bacalah doa berikut ini:

الْحَمْدُ لَِّلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَفَضْتَ وَمِنْ عَذَابِكَ أَشْفَقْتُ َوإِلَيْكَ رَغِبْتُ وَمِنْكَ رَهِبْتَ فَاقْبِلْ نُسُكِي وَأَعْظِمْ أَجْرِي وَارْحِمْ تَضَرُّعِي وَاقْبَلْ تَوْبَتِي وَأَِقلَّ عَثَرَتِي وَاسْتَجِبْ تَوْبَتِي وَأَعْطِنِي سُؤْلِى. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا

Alhamdu lillaahi hamdan kastiiran thayyiban mubaarakan fiih. Allahumma laa uhshii tsanaa’an ‘alaika arta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika. Allahumma ilaika afadhtu wa min ‘adzaabika asyfaqtu wa aqilla ‘atsaratii wastajib da’watii wa a’thinii su’lii. Allahummaj’alhu hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran.

Hikmah dari melempar jumrah adalah sebagai berikut:

Meneladani Nabi Ibrahim AS
Sejarah melempar jumrah sendiri didasari oleh kisah Nabi Ibrahim AS. Pelemparan jumrah dilakukan karena iblis berusaha menghalang-halangi Nabi Ibrahim AS ketika melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS. iblis menghalang-halangi Nabi Ibrahim AS di Al-Jamaraat sebanyak tiga kali. Nabi Ibrahim AS kemudian melemparinya dengan kerikil setiap kali iblis mencoba menghalanginya. Hal ini terus dilakukan hingga ia tiba di Jumrah yang terakhir.

Menolak Godaan Setan
Sebagai bentuk memerangi iblis agar godaan mereka tidak bisa menembus diri manusia.

Penyucian Diri
Melemparkan jumrah pada 3 tempat, sebagai simbol untuk mensucikan diri. Dimana menjauhi larangannya dan menjalani kewajiban sudah ada pada ketentuan Allah SWT.

Mengingat Hari Penghakiman
Agar umat muslim diingatkan pada hari penghakiman yang akan ada di akhirat.

Tata Cara Melontar Jamrah

Melempar jumrah tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Terdapat tata cara melontarkan jumrah yang wajib dilakukan.

Berikut adalah tata cara melempar jumrah, menurut ajaran Rasulullah SAW sebagai berikut :

Melempar batu Kerikil ke arah tugu.
Melemparkan batu ke arah tugu sebanyak 7 kali harus dilakukan. Batu kerikil tersebut harus masuk ke dalam lubang Marma (sasaran lempar jumrah). Jika lontaran mengenai tugunya kemudian melesat melewati mangkuk Marma, maka lontaran dianggap tidak sah dan wajib diulang.

Dilakukan secara berurutan.
Melemparkan jumrah harus dilakukan secara berurut, dimulai dari melemparkan jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah yaitu melempar jumrah Aqabah.

Setelah itu melemparkan jumrah pada Hari Tasyrik tanggal 11,12,13 Dzulhijjah, yaitu Ula, Wustha dan Aqabah.

Batu kerikil harus dilemparkan siang hari di Jamarat.
Wajib jika jamaah haji dalam kondisi sehat walafiat melontarkan jumrah siang hari di Jamarat. Namun jika kondisi jamaah sedang kurang sehat, atau cuaca sedang ekstrem, maka bisa digantikan pada malam hari.

Untuk jamaah haji akan diinformasikan oleh pemandu mengenai kapan dimulai jadwal dilakukan lempar jumrah.

Jika lupa melakukannya maka wajib diganti.
Jika jamaah haji lupa melakukan di tanggal 11 maka harus diganti pada tanggal 12.

Gagal melempar jumrah harus diulangi.
Jika lontaran gagal masuk ke dalam Marma, maka lontaran dianggap gagal dan wajib diulangi.

Tidak boleh langsung melempar ketujuh batu sekaligus.
Tidak diperbolehkan langsung melemparkan jumrah sekaligus tujuh kerikil. Harus dilakukan sesuai urutan, sampai tujuh kali. Dan jika gagal maka harus diulangi lagi.

Melempar jumrah bisa digantikan
Bagi jamaah haji yang berada dalam kondisi tidak sehat, seperti: demam, tidak dapat berjalan, tidak dapat menggerakan tubuh dan jamaah yang telah uzur, boleh digantikan oleh kerabat, kolega, atau mahram yang masih sehat walafiat.

Orang yang melemparkan jumrah orang lain tersebut, harus melemparkan jumrah untuk dirinya sendiri terlebih dahulu, dan diperbolehkan melemparkan lagi untuk orang yang digantikannya tersebut di Marma yang sama.

Kegagalan Melempar Jumrah Tidak Membatalkan Ibadah Haji
Saat gagal melemparkan jumrah atau salah dalam melakukan serangkaian aktivitasnya secara berurutan, ibadah haji akan tetap sah. Hanya saja harus terus diulangi sampai benar melakukannya.

Kapan Jama’ah Haji Memulai Melontar Jamrah?

Jamaah haji dari Indonesia, akan memulai melontar Jumrah Aqabah setelah melakukan mabit di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Waktu terlarang untuk melontar Jumrah yaitu antara lain:

Tanggal 10 Zulhijah dilarang melempar jumrah mulai pukul 04.00 – 10.00 WAS.
Tanggal 11  tidak ada waktu terlarang untuk lempar jumrah.
Tanggal 12 Zulhijah dilarang melempar jumrah mulai pukul 10.00 – 14.00 WAS.
Tanggal 13 Zulhijah tidak ada waktu terlarang untuk lempar jumrah.
Waktu yang diperbolehkan untuk melontar Jumrah:

Tanggal 10 Zulhijah pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa untuk jamaah Indonesia dilarang melaksanakan jumrah sampai dengan pukul 13.00 WAS.
Tanggal 11 Zulhijah dibebaskan jam berapapun.
12 Zulhijah waktu diperbolehkan untuk melempar jumrah pada pukul 15.00 WAS
13 Dzulhijjah bebas dari pagi sampai dengan jamaah selesai melakukan Nafar Tsani.
Hadirkan Pakaian Nyaman saat Menunaikan Ibadah Haji

Sebelum memulai ibadah haji, alangkah baiknya truFriends harus melakukan persiapan di jauh hari seperti menyiapkan pakaian haji dan umrah yang nyaman dan sesuai dengan syarat-syarat yang telah dianjurkan sebelumnya.

truFriends juga tentunya memerlukan pakaian haji dan umrah yang  nyaman serta adem untuk mengatasi suhu panas di Arab Saudi. Karena itu, L.tru punya koleksi Bless Series dengan bahan premium, desain elegan dan praktis dibawa kemana-mana.

Tingkatkan pengalaman ibadah haji truFriends dengan bless series yang elegan, fungsional, dan sesuai standar ihram untuk menjalani ibadah dengan penuh kekhusyukan.

Dari gamis, mukena, hingga aksesoris, L.tru menyediakan pilihan lengkap pakaian haji yang berkualitas tinggi. Dapatkan sekarang juga di website L.tru! #StoryOfTanahSuci #NyamanBersamaLtru #Haji #Umrah

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko
×

L.tru Official

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu